🎭 Makrifat Sholat 5 Waktu

Syariathakikatwalmakrifat#sholat5waktusholat 0 Doa Nabi Ibrahim untuk keturunannya supaya anak rajin sholat - Inilah doa nabi Ibrahim untuk memohon di Allah supaya keturunan cucu dan anak supaya rajin selalu menunaikan shalat 5 waktu. Seperti yang kita ketahui bahwa Nabi Ibrahim yakni hanya manusia biasa. Akan akan tetapi nabi Ibrahim mempunyai akal yang cermelang yang setia di Allah SWT. BeliShalat Ahli Makrifat. Harga Murah di Lapak Toko Hawra. Telah Terjual Lebih Dari 5. Pengiriman cepat Pembayaran 100% aman. Belanja Sekarang Juga Hanya di Bukalapak. SyekhSulaiman Al-Bujairimi menyebutkan hikmah di balik keringanan dan pengurangan waktu shalat dari 50 ke lima waktu shalat dalam sehari semalam pada malam Isra' dan Mi'raj. Al-Bujairimi mencoba memancing dengan pertanyaan, "Bukankah Allah sudah tahu bahwa kewajiban shalat pada akhirnya berjumlah lima waktu. BerkataRasulullah Saw: " siapa orang yang melihara sholat lima waktu maka baginya cahaya dan petunjuk di hari kiamat. Tapi orang yang tidak menjaga sholat 5 waktunya tidak ada untuk nya cahaya, petunjuk, keselamatan dan ini yang terjadi pada kita. Dalam diri kita sebelum di luar diri kita, di lingkungan kita, di sekitar kita, di negri kita. Setelahtadi kita melanjutkan aktivitas selepas istrahat, Allah juga tidak mengganggu kita sampai waktu kita menyelesaikan aktivitas/pekerjaan kita. Maka jangan berat hati juga jika Allah meminta waktu kita untuk sholat Ashar. 4. Magrib Dan ketika kita telah sampai dirumah dan berkumpul bersama keluarga di waktu magrib. TagArchives: makrifat sholat 5 waktu. Makrifat Sifat Allah, Muara Segala Kebaikan. Muhammad ibnu Romli 23 September 2020 Aswaja, 5 November 2021; Syariat Nabi Muhammad Sudah Final 5 November 2021; Orang Mati Mengetahui Keadaan Kita? 4 November 2021; Beda Mukjizat Beda Potensi MAKRIFATSHOLAT MUSAFIR ===== Saudara-saudariKu, "Keringanan sholat di dalam perjalanan Dalam bepergian, ada beberapa keringanan (rukhsah) dalam beribadah yg diberikan oleh agama kita tuk meringankan dan memudahkan pelaksanaannya. (menggabung dua sholat dalam satau waktu)". "Dengan demikian pelaksanaan sholat dalam perjalanan, atau disebut HakikatMakrifat Hamzah Fansuri iktikaf Imam Fakhruddin Ar-Razi inspirasi kasyaf kenali ulama kisah wali dan sufi Kitab and Book Review Kitab dan Book Review Majlis Haul Makam makam. manaqib Perubatan Islam ramadhan Rumi sadaqah Sayyidah Nafisah Selawat SeniBudaya Sheikh Abdul Qadir al-Jailani Sheikh Tokku Ibrahim Mohamad Jawaban segala puji bagi Allah, shalat fardlu lima waktu di akhir Jumat bulan Ramadhan merupakan shalat untuk mengqadha shalat fardlu yang tidak diyakini ditinggalkan, shalat ini disebut dengan shalat bara'ah, ulama berbeda pendapat mengenai hukumnya. Segolongan ulama seperti Syekh Ibnu Hajar, Syekh Bamakhramah dan lainnya mengharamkan. MemujiAllah Dengan Kalimat 5. Membaca surat Al-Fatihah dan Ayat Kursi 6. Membaca Tasbih, Tahmid, Takbir, dan Tahlil Membaca kalimat Tasbih 33 kali Membaca kalimat Tahmid 33 kali Membaca kalimat Takbir 33 kali 7. Membaca Doa Berikut Setelah selesai berdzikir, maka membaca doa setelah sholat berikut Bacaan Doa Setelah Sholat Parasahabat menjawab, 'Tidak menyisakan sedikit pun kotorannya.' Beliau bersabda, ' Maka begitulah perumpamaan shalat lima waktu, dengannya Allah menghapuskan dosa-dosa (hamba-Nya)' " (HR. Bukhari no. 528 dan Muslim no. 667). Oleh karena itu, pantas jika shalat yang dilakukan dengan baik bisa mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan mungkar. 675F. - Bagi Anda yang tinggal di KOTA JAKARTA, simpan dan bagikan halaman ini untuk mengetahui jadwal shalat 5 waktu di kota Anda. Jadwal shalat ini memuat jadwal shalat 5 waktu untuk shalat subuh, shalat dzuhur, shalat ashar, shalat maghrib, dan shalat isya. Berikut ini jadwal shalat di KOTA JAKARTA KEUTAMAAN shalat 5 waktu ada banyak, Shalat merupakan kewajiban bagi tiap Muslim yang sudah akil dan balig. Shalat bukan hanya rutinitas ibadah yang dikerjakan lima waktu dalam sehari. Sebab, shalat menjadi bukti keimanan dan ketaatan seorang Muslim dalam menjalankan perintah Allah SWT. Berikut adalah 10 keutamaan shalat 5 waktu yang harus diketahui oleh kalian Keutamaan shalat 5 waktu Menghindarkan kita dalam golongan orang-Orang kafir ilustrasi, foto unsplash BACA JUGA Inilah 5 Keutamaan Anak Yatim Menurut Al-Quran Semua itu diperkuat dengan adanya penjelasan yang ada di dalam Al-Quran Surat Maryam ayat 59-69, antara lain sebagai berikut “Maka datanglah sesudah mereka pengganti yang jelek yang meremehkan shalat dan menuruti hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan. Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal shaleh.” QS. Maryam 59-60 Keutamaan shalat 5 waktu Menjadi penolong “Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” QS. Al Baqarah 153 Melalui ayat ini, Allah SWT menjelaskan perihal sabar dan hikmah yang terkandung di dalam masalah menjadikan sabar dan salat sebagai penolong serta pembimbing. Karena sesungguhnya seorang hamba itu adakalanya berada dalam kenikmatan, lalu ia mensyukurinya; atau berada dalam cobaan, lalu ia bersabar menanggungnya. Di dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ. apabila mendapat suatu cobaan, maka beliau mengerjakan salat. Sabar itu ada dua macam, yaitu sabar dalam meninggalkan hal-hal yang diharamkan dan dosa-dosa, serta sabar dalam mengerjakan ketaatan dan amal-amal taqarrub. Jenis yang kedua inilah yang lebih utama, mengingat ia adalah tujuan utama. Adapun jenis sabar lainnya yaitu sabar dalam menanggung berbagai macam musibah dan cobaan, jenis ini pun hukumnya wajib; perihalnya sama dengan istigfar memohon ampun dari segala macam cela. Keutamaan shalat 5 waktu Mencegah perbuatan keji dan mungkar “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab Al-Quran dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah shalat adalah lebih besar keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. QS Al Ankabut 45 Salat itu mengandung dua hikmah, yaitu dapat menjadi pencegah diri dari perbuatan keji dan perbuatan munkar. Maksudnya dapat menjadi pengekang diri dari kebiasaan melakukan kedua perbuatan tersebut dan mendorong pelakunya dapat menghindarinya. Di dalam sebuah hadis melalui riwayat Imran dan Ibnu Abbas secara marfu telah disebutkan Barang siapa yang salatnya masih belum dapat mencegah dirinya dari mengerjakan perbuatan keji dan munkar, maka tiada lain ia makin bertambah jauh dari Allah. Keutamaan shalat 5 waktu Penghapus dosa “Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang pagi dan petang dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan dosa perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat”. QS Hud 114 Sesungguhnya mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik itu dapat menghapuskan dosa-dosa yang terdahulu, seperti yang disebutkan di dalam sebuah hadis. Rasulullah ﷺ. bersabda “Tidak sekali-kali seorang mukmin melakukan suatu dosa kecil, lalu ia melakukan wudu dan salat dua rakaat, melainkan diberi­kan ampunan baginya atas dosanya itu.” Keutamaan shalat 5 waktu Terhindar dari siksa api neraka Semua itu diperkuat dengan adanya sabda Nabi ﷺ, bahwasannya beliau pernah bersabda, Rasulullah ﷺ bersabda “Tidak akan masuk neraka seseorang yang menjalankan sholat sebelum terbit dan sebelum terbenamnya matahari.” Keutamaan shalat 5 waktu Amalan utama Dari Ibn Masud radliallahu anhu, bahwa seorang laki-laki pernah bertanya Nabi ﷺ, amalan apa yang paling utama? Nabi menjawab “Shalat tepat pada waktunya, berbakti kepada kedua orang tua, dan jihad fi sabilillah.” HR. Bukhari [No. 7534 Fathul Bari] Shahih. Keutamaan shalat 5 waktu Para malaikat turut serta dan andil dalam menjaganya Semua itu diperkuat dengan adanya penjelasan firman Allah Swt di dalam Al-Quran Surat Al-Isra ayat 78, antara lain sebagai berikut “Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan dirikanlah pula shalat subuh. Sesungguhnya sahalat subuh itu disaksikan oleh malaikat.” QS. Al – Isra 78 Keutamaan shalat 5 waktu Penghapus semua kesalahan Dari Abu Hurairah, bahwa ia mendengar Rasulullah ﷺ bersabda “Bagaimana pendapat kalian seandainya ada sungai di depan pintu rumah salah seorang dari kalian, lalu dia mandi lima kali setiap hari? Apakah kalian menganggap masih akan ada kotoran daki yang tersisa padanya?” Para sahabat menjawab, “Tidak akan ada yang tersisa sedikitpun kotoran padanya.” Lalu beliau bersabda “Seperti itu pula dengan shalat lima waktu, dengannya Allah akan menghapus semua kesalahan.” HR. Bukhari [No. 528 Fathul Bari] shahih. Keutamaan shalat 5 waktu Meninggikan derajat seorang hamba di hadapannya Semua itu diperkuat dengan adanya penjelasan dari Nabi ﷺ, bahwasannya beliau pernah bersabda, “Hendaklah engkau memperbanyak sujud kepada Allah. Karena engkau tidaklah sujud pada Allah dengan sekali sujud melainkan Allah akan meninggikan derajatmu dan akan menghapuskan satu kesalahan.” HR. Muslim no. 488 Keutamaan shalat 5 waktu Bentuk syukur kepada allah ilustrasi, foto unsplash BACA JUGA Ini 8 Ayat Al-Quran tentang Perintah Bekerja Keras “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan basuh kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan kembali dari tempat buang air kakus atau menyentuh perempuan. Lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik bersih; sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu, Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.” QS. Al Maidah 6. [] SUMBER JATENG DALAMISLAM – Syariat Islam adalah hukum dan aturan Islam yang mengatur seluruh sendi kehidupan umat Muslim. Selain berisi hukum dan aturan, syariat Islam juga berisi solusi atau aturan-aturan untuk penyelesaian masalah dalam kehidupan oleh sebagian umat Islam, Syariat Islam merupakan panduan menyeluruh dan sempurna untuk seluruh permasalahan hidup Manusia didunia ini. Sumber Syariat adalah Al-Qur’an dan dari kata Tariqah Arab berarti “jalan” atau “metode”, dan mengacu pada aliran kegamaan tasawuf atau sufisme/mistisme Islam. Jadi, Tarekat adalah suatu cara/ajaran tertentu untuk lebih mengenal Haqiqat adalah kata benda yang berarti kebenaran atau yang benar-benar ada. Hakikat berasal dari kata hak al-Haq yang berarti milik ke­punyaan atau benar kebenaran.Kata Haq, secara khusus oleh orang-orang sufi sering digunakan sebagai istilah untuk ALLAH sebagai pokok sumber dari segala kebenaran, sedangkan yang berlawanan dengan itu semua disebut batil yang tidak benar.Makrifat berarti pengetahuan yang hakiki tentang Ilahiyah. Setelah menjalankan Syari’at dengan benar maka akan masuk tahap Tarekat, kemudian mengenal Hakikat untuk mendapatkan Makrifatullah sehingga menjadi hamba yang selalu dekat dengan orang yang mengaku ber-Tarekat, ber-Hakikat dan ber-Makrifat harus berada didalam Syari’at. Seharusnya perjalan spritual berasal dari Makrifat yang berarti berpengetahuan meluas dalam memahami Islam baik dalam Al-Qur’an, Hadis, Usul Fiqih, Balaghoh, Ard, dan keluasan Makrifat, Manusia akan mendapat Hakikat Ilahiyah yang melahirkan gerakan Tarekat dan berujung pada inti Islam yang tidak lain afalah Syari’at seperti perjalan spiritual Nabi Muhammad SAW dimulai dari Makrifat, Tarekat, Hakikat dan akhirnya sampai pada Makrifat adalah bertemu dan mencairnya kebenaran yang hakiki, yang disimbolkan saat Nabi Muhammad SAW bertemu Malaikat Hakikat adalah saat Nabi Muhammad SAW mencoba untuk merenungkan berbagai perintah untuk Tarekat saat Nabi Muhammad SAW berjuang untuk menegakkan Syariat adalah saat Nabi Muhammad SAW mendapat perintah untuk mengerjakan sholat 5 waktu ketika isra’ mikraj yang merupakan puncak pendakian tertinggi yang harus dilaksanakan oleh umat istilah Tarekat, Hakikat, dan Makrifat dalam akademisi kajian Islam jauh setelah wafatnya Rosulullah SAW sekitar abad 5 zaman Hujjatul Islam Syekh Imam Al-Ghazaly Asy-Syafi’i yang menyendiri dari kajian ilmiyah falsafah setelah menulis Tahafut al-Falasifah. Kemuadian Al-Ghazali menjadi Sufi Sejati dengan menulis kitab sufi Ihya Ulumuddin. Kemudian dunia Islam Timur Tengah tenggelam dalam sufi. Dan kemajuan Islam hanya didaerah Mongol, Turki, dan Spanyol yang diprakarsai Ibn seharusnya seorang muslim sejati mengkotak-kotakan Syari’ah, Tarekat, Hakekat dan Makrifat karena yang berkata demikian hanyalah orang yang tidak banyak mengetahui keilmuan Islam secara MakrifatSangat sulit menjelaskan Hakikat dan Makrifat kepada orang-orang yang mempelajari agama hanya pada tataran Syariat saja, menghafal ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist akan tetapi tidak memiliki ruh dari pada Al-Qur’an itu Hakikat dari Al-Qur’an itu adalah Nur ALLAH yang tidak berhuruf dan tidak bersuara, dengan Nur itulah Rosulullah SAW memperoleh pengetahuan yang luar biasa dari ALLAH tetaplah hapalan dan itu tersimpan di otak yang dimensinya rendah yang tidak akan mampu menjangkau Hakikat ALLAH. Otak itu Baharu sedangkan ALLAH itu adalah Qadim, maka sudah pasti Baharu tidak akan sampai kepada seseorang hanya belajar dari dalil dan mengharapkan bisa sampai kehadirat ALLAH dengan dalil tersebut, maka bisa dipastikan dia tidak akan sampai seseorang tidak sampai kehadirat-NYA, maka dia akan heran dengan ucapan dari orang-orang yang sudah Makrifat, misalnya seperti bisa berjumpa dengan Malaikat, berjumpa dengan Rosulullah SAW dan bahkan melihat ALLAH yang hanya berkutat ditingkat Syariat akan menganggap semua itu hanya sebuah kebohongan dan akan menyanggahnya dengan mengumpulkan dalil-dalil untuk membantah ucapan para ahli Makrifat tersebut dengan dalil yang menurutnya terkadang dalil yang diberikan justru sangat mendukung ucapan para ahli Makrifat, tapi karena matahati-nya dibutakan oleh hawa nafsu, yang dalam Al-Qur’an disebuat Khatamallahu ala Qulubihim Tertutup mata hati mereka, itulah hijab yang menghalanginya menuju SAW menggambarkan Ilmu Hakikat dan Makrifat itu sebagai “Haiatul Maknun”, artinya “Perhiasan yang sangat indah”. Sebagaimana hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rosulullah bersabda“Sesungguhnya sebagian ilmu itu ada yang diumpamakan seperti perhiasan yang indah dan selalu tersimpan yang tidak ada seoranpun mengetahui kecuali para Ulama ALLAH. Ketika mereka menerangkannya maka tidak ada yang mengingkari kecuali orang-orang yang biasa lupa tidak berzikir kepada ALLAH”. Abu Abdir Rahman As-SalamyDidalam hadist tersebut jelas ditegaskan oleh Nabi Muhammad SAW bahwa ada sebagian ilmu yang tidak diketahui oleh siapapun kecuali para Ulama ALLAH, yaitu para Ulama yang selalu ber-dzikir kepada ALLAH dengan segala tersebut sangat indah laksana perhiasan dan tersimpan rapi, yaitu ilmu Thariqat yang didalamnya terdapat amalan-amalan seperti Ilmu Latahif dan kisah tentang pertemuan Nabi Musa dengan nabi Khidir yang pada akhir perjumpaan mereka membangun sebuah rumah untuk anak yatim piatu untuk menjaga harta berupa emas yang tersimpan didalam rumah. Jika rumah tersebut dibiarkan ambruk maka emasnya akan dicuri oleh perampok, harta tersebut tidak lain adalah ilmu Hakikat dan Makrifat yang sangat tinggi nilainya dan rumah yang dimaksud adalah ilmu Syariat yang harus tetap dijaga untuk membentengi agar tidak jatuh ketangan yang tidak tegas lagi pengertian di atas dengan adanya hadist Nabi yang diriwayatkan dari Abu Hurairah sebagai berikut“Aku telah hafal dari Rosulullah dua macam ilmu, pertama ialah ilmu yang aku dianjurkan untuk menyebarluaskan kepada sekalian Manusia yaitu ilmu Syariat, dan yang kedua adalah ilmu yang aku tidak diperintahkan untuk menyebarluaskan kepada Manusia, yaitu ilmu yang seperti “Hai’atil Maknun”. Maka apabila ilmu ini aku sebarluaskan niscaya engkau sekalian akan memotong leherku engkau menghalalkan darahku”. HR. ThabraniHadist di atas sangat jelas jadi tidak perlu diuraikan lagi, dengan demikian barulah kita sadar kenapa banyak orang yang tidak senang dengan Ilmu Thariqat. Karena ilmu itu memang sangat rahasia, bahkan para sahabat Nabi saja tidak di izinkan untuk disampaikan secara umum, karena ilmu itu harus diturunkan dan mendapat izin dari Nabi, dari Nabi izin itu diteruskan kepada Khalifah-nya, kemudian diteruskan kepada para Aulia ALLAH sampai saat ilmu Hai’atil Maknun itu disebarkan kepada orang yang belum berbait zikir atau “disucikan” sebagaimana telah difirmankan dalam Al-Qur’an surat Al- orang-orang yang hanya ahli Syariat semata, sudah barang tentu akan timbul anggapan bahwa ilmu jenis kedua ini, yakni Ilmu Thariqat, Hakikat dan Ma’rifat adalah Bid’ah mereka ini memiliki I’tikqat bahwa ilmu yang kedua tersebut jelas di ingkari oleh syara’. Padahal tidak demikian, bahwa hakekat ilmu yang kedua itu tadi justru merupakan intisari daripada ilmu yang pertama, artinya ilmu Thariqat itu intisari dari ilmu Syari’ karena itu, jika kita ingin mengerti Thariqat, Hakekat dan Ma’rifat secara mendalam maka sebaiknya berbai’at saja terlebih dahulu dengan Guru Mursyid Khalifah yang ahli dan diberi izin dengan taslim dan tafwidh serta ridho. Jadi tidak cukup hanya melihat tulisan dibuku-buku lalu mengingkari, bahkan mungkin mudah timbul prasangka jelek terhadap ahli setiap peristiwa yang mewarnai kehidupan ini, seringkali kita tidak mampu atau tidak mau menangkap kehadiran ALLAH dengan segala sifat-sifat-NYA. Padahal sifat-sifat ALLAH sangat terkait erat dengan ayat-ayat kauniyah-NYA yang terhampar di atas muka ALLAH melalui ayat-ayat kauniyah-NYA memang ingin menunjukkan kekuasaan dan kebesaran-NYA agar hamba-hamba-NYA senantiasa mawas diri, waspada dan berhati-hati dalam bertindak serta berperilaku agar tidak mengundang turunnya sifat Jalilah-NYA yang tidak akan mampu dibendung, apalagi dilawan oleh siapapun, dengan upaya dan sarana kekuatan apapun tanpa terkecuali, karena memang ALLAH satu-satunya pemilik kekuatan dan kekuasaan terhadap alam semesta dan seluruh pembacaan terhadap ayat-ayat Al-Qur’an secara berurutan, terdapat paling tidak empat ayat yang menyebut sifat-sifat Jamilah dan Jalilah ALLAH secara Yang pertama, surah Al-Ma’idah [5]98 “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya ALLAH amat berat siksa-NYA dan bahwa sesungguhnya ALLAH Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.- Yang kedua, pada akhir surah Al-An’am [6]165 “Dan Dia-lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian yang lain beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.- Yang keetiga dalam surah Ar-Ra’d [13]6 “Mereka meminta kepadamu supaya disegerakan datangnya siksa, sebelum mereka meminta kebaikan, padahal telah terjadi bermacam-macam contoh siksa sebelum Tuhanmu benar-benar mempunyai ampunan yang luas bagi manusia sekalipun mereka zalim, dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar sangat keras siksanya”.- Yang keempat dalam surah Al-Hijr [15]49-50 “Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Aku-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, dan bahwa sesungguhnya adzab-Ku adalah adzab yang sangat pedih”.Pada masing-masing ayat di atas, ALLAH menampilkan Diri-NYA dengan dua sifat yang saling berlawanan, ALLAH Maha Pengampun lagi Maha Penyayang yang merupakan esensi dari sifat Jamilah-NYA, namun pada saat yang sama ditegaskan juga bahwa ALLAH amat keras dan pedih siksaan-NYA yang merupakan cermin dari sifat Ibnu Abbas RA, seorang tokoh terkemuka tafsir dari kalangan sahabat, ayat-ayat tersebut merupakan ayat Al-Qur’an yang sangat diharapkan oleh seluruh hamba ALLAH SWT Arja’ Ayatin fi KitabiLlah. Karena menurut Ibnu Katsir, ayat-ayat ini akan melahirkan dua sikap yang benar secara seimbang dari hamba-hamba ALLAH yang beriman, yaitu sikap harap terhadap sifat-sifat Jamilah ALLAH dan sikap cemas serta khawatir akan ditimpa sifat Jalilah ALLAH Ar-Raja’ wal Khauf.Sementara Imam Al-Qurthubi memahami ayat tentang sifat-sifat ALLAH SWT semakna dengan hadits Rosulullah SAW yang menegaskan “Sekiranya seorang mukmin mengetahui apa yang ada di sisi ALLAH dari ancaman adzab-NYA, maka tidak ada seorangpun yang sangat berharap akan mendapat surga-NYA. Dan sekiranya seorang kafir mengetahui apa yang ada di sisi ALLAH dari rahmat-NYA, maka tidak ada seorangpun yang berputus asa dari rahmat-NYA”. HR. MuslimDalam konteks ini, Syekh Muhammad Mutawalli Asy-Sya’rawi, seorang tokoh tafsir berkebangsaan Mesir mengelompokkan sifat-sifat ALLAH yang banyak disebutkan oleh Al-Qur’an kedalam dua kategori, yaitu sifat-sifat Jamilah dan sifat-sifat sifat itu selalu disebutkan secara beriringan dan berdampingan. Tidak disebut sifat-sifat Jamilah ALLAH, melainkan akan disebut setelahnya sifat-sifat Jalilah-NYA, begitupula sebaliknya. Dan memang begitulah Sunnatul Qur’an selalu menyebutkan segala sesuatu secara berlawanan, antara surga dan neraka, kelompok yang dzalim dan kelompok yang baik, kebenaran dan kebathilan dan lain merupakan sebuah pilihan yang berada di tangan Manusia, karena Manusia telah dianugerahi kemampuan untuk memilih, tentu dengan konsekuensi dan pertanggung jawaban masing-masing.“Bukankah Kami telah memberikan kepada manusia dua buah mata, lidah dan dua buah bibir. Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan, petunjuk dan kesesatan”. QS. Al-Balad 8-10Sifat Jalilah yang dimaksudkan oleh beliau adalah sifat-sifat yang menunjukkan kekuasaan, kehebatan, cepatnya perhitungan ALLAH dan kerasnya ancaman serta adzab ALLAH SWT yang akan melahirkan sifat Al-Khauf rasa takut, khawatir pada diri sifat Jamilah adalah sifat-sifat yang menampilkan ALLAH sebagai TUHAN Yang Maha Pengasih, Penyayang, Pengampun, Pemberi Rizki dan sifat-sifat lainnya yang memang sangat dinanti-nantikan kehadirannya oleh setiap hamba-NYA tanpa terkecuali. Dan jika dibuat perbandingan antara kedua sifat tersebut, maka sifat Jamilah ALLAH jelas lebih banyak dan dominan dibanding sifat yang benar terhadap kedua sifat ALLAH tersebut dapat ditemukan dalam sebuah hadits Rosulullah SAW yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik RA. Anas menceritakan bahwa suatu hari Rosulullah bertakziah kepada seseorang yang akan meninggal Rosulullah bertanya kepada orang itu, “Bagaimana kamu mendapatkan dirimu sekarang?”, ia menjawab, “Aku dalam keadaan harap dan cemas”. Mendengar jawaban laki-laki itu, Rosulullah bersabda, “Tidaklah berkumpul dalam diri seseorang dua perasaan ini, melainkan ALLAH akan memberikan apa yang dia harapkan dan menenangkannya dari apa yang ia cemaskan”. HR. At Tirmidzi dan Nasa’iSahabat Abdullah bin Umar RA seperti dikisahkan oleh Ibnu Katsir yang memberikan kesaksian bahwa orang yang dimaksud oleh ayat-ayat di atas adalah Utsman bin Affan RA. Kesaksian Ibnu Umar tersebut terbukti dari pribadi Utsman bahwa ia termasuk sahabat yang paling banyak bacaan Al-Qur’an dan sholat Abu Ubaidah meriwayatkan bahwa Utsman terkadang mengkhatamkan bacaan Al-Qur’an dalam satu rakaat dari sholat malamnya. Sungguh satu tingkat kewaspadaan hamba ALLAH yang tertinggi bahwa ia senantiasa khawatir dan cemas akan murka dan ancaman adzab ALLAH SWT dengan terus meningkatkan kualitas dan kuantitas pengabdian kepada-NYA. Disamping tetap mengharapkan rahmat ALLAH melalui amal peringatan dan cobaan ALLAH justru datang saat kita lalai, saat kita terpesona dengan tarikan dunia dan saat kita tidak menghiraukan ajaran-ajaran-NYA, agar kita semakin menyadari akan keberadaan sifat-sifat ALLAH yang Jalillah maupun yang Jamilah untuk selanjutnya perasaan harap dan cemas itu terimplementasi dalam kehidupan jadi saat ini ALLAH masih berkenan hadir dengan sifat Jamilah-NYA dalam kehidupan kita karena kasih sayang-NYA yang besar, namun tidak tertutup kemungkinan karena dosa dan kemaksiatan yang selalu mendominasi perilaku kita maka yang akan hadir justru sifat Jalilah ALLAH hanya akan muncul karena perbuatan Manusia sendiri karena sesungguhnya ALLAH Maha Pengasih dan Maha Penyayang. ALLAH menurunkan azabnya bukan tanpa sebab, tapi melalui sistem yang disebut hukum sebab sedikit informasi tentang pengertian Syariat, Tarekat, Hakikat dan Makrifat yang dapat kami sampaikan pada artikel kali ini. Untuk informasi lain seputar dunia spiritual dan supranatural, dapat dibaca pada artikel Harta Langit bermanfaatTerima kasih

makrifat sholat 5 waktu