đ Cerpen Bahasa Bali Beserta Unsur Intrinsiknya
Strukturcerpen beserta unsur intrinsik ekstrinsik cerpen. Contoh naskah drama singkat beserta unsur intrinsik dan ekstrinsiknya berbagai unsur teks drama merupakan materi bahasa indonesia kelas 11 materi pokok yang akan dijelaskan meliputi: Cerita asal usul telaga warna dan unsur intrinsik penulis.
LatarCerpen : A. Latar Tempat : 1. Ring Paon = Ajaka tiang ka paon apang johan teken krama ane matulungan. 2. Ring Bale Agung = Suud unduké ento Luh Swandéwi setata nyelé ati, dugasé mabakti ka Balé Agung mapayas suba sakadi raja lan ratu, kéwala sengkala, ia pingsan sing ada angin sing ada ujan.
CerpenMawar Biru untuk Novia beserta unsur intrinsiknya 1. TUGAS BAHASA INDONESIA UNSUR INTRINSIK & EKSTRINSIK CERPEN DISUSUN OLEH : Khairunnisa Fajriyanti XI MIA C 2. Mawar Biru Untuk Novia Oleh : Ahmadun Y Herfanda 3. Udara seperti membeku di Adelweis Room, sebuah kamar rawat inap, di RS Fatmawati, Jakarta Selatan.
Contohcerpen bahasa bali beserta unsur intrinsiknya. Sifat cerita pendek cerita pendek sebelum kita lanjut membaca berbagai contoh cerpen mari mengenal identitas cerpen lebih detail. Karena banyak teman guru yang kesulitan mencari sumber materi ajaruntuk pelajaran Bahasa Bali. Perbedaan Kesusastraan bali Purwa lan Modern 1.
35unsur instrinsik yang paling menonjol dalam kutipan cerpen di Source: Links nilai kehidupan yg terdapat dlm kutipan cerpen tersebut adalah
ContohCerpen Beserta Unsur Intrinsiknya. Dalam uraian ini, kami akan memberikan contoh cerpen berserta unsur intrinsiknya. Di sini, kamu akan diajarkan bagaimana cara menentukan unsur intrinsik sebuah cerpen. Unsur intrinsik sendiri, telah kami bahas pada uraian terdahulu, kamu bisa membacanya di dalam postingan yang berjudul 6 Unsur Intrinsik
Agarlebih jelas, berikut kami bagikan contoh cerpen beserta unsur intrinsiknya selengkapnya untuk anda. Baca juga : 6 Perbedaan Cerpen dan Novel Paling Mendasar yang Perlu Diketahui. Langsung saja simak penggalan contoh cerpen singkat dan unsur intrinsiknya dibawah ini. Gaya bahasa; Amanat : Dalam pertemanan, rasa setia kawan merupakan
Bedahunsur intrinsik cerpen Noti dan Kiara. Dalam contoh cerpen singkat di atas kita akan membahas mengenai contoh cerpen & unsur intrinsiknya. Unsur intrinsik dari cerpen di atas adalah : Tema : pengalaman sehari-hari. Alur cerita : maju. Setting atau latar : malam hari di rumah Kiara. Tokoh : Kiara, Kakak Kiara, Kucing Noti.
KumpulanCerita Lucu Contoh Cerpen Bahasa Bali Tentang from punyacerita28.blogspot.com. Contoh cerpen beserta unsur intrinsiknya from id.scribd.com. 90+ contoh cerpen beserta struktur dan unsur intrinsiknya. Ane luh madan ni luh swandewi, anak jegeg, tur solahne adung teken kajegeganne, keto masih ia sugih. Source: belajarbahasa.github.io.
tresnateken Luh Bulan : Baan sasai tiang negak mabalih bulan. Tiang gelem. Kuluk tiange masi bareng gelem. Mirib baan tresnane bareng ia gelem. Gegelan. Tusing ngelah perikemanusiaan : Luh Bulan ngorahang 'Ane sanget sebetang tiang adepa teken gegelan tiange. Teken anak gede. Yen sing nyak, tiang lakar matianga.'.
Selainitu gambar ini juga memiliki berbagai ukuran. Contoh cerpen singkat beserta unsur intrinsiknya: Contoh Program Kerja Ekstrakurikuler Futsal Doc Barisan Such deviasi satu karya sastra, novel mempunyai beberapa bentuk prosa yangi mana didalamnya mengisahmodern terkait kehidupan dari seorangi tokoh mencapai jelas, nah berikut ini akan kita sajimodern beberapa contoh analisis novel yanew
ContohCerpen Bahasa Bali Beserta Unsur Intrinsiknya Berbagai Unsur Cute766. Contoh Cerpen Bahasa Bali Singkat Cute766. Umah Idk Raka Kusuma Cerpen Bahasa Bali. Sebarkan ini: Posting terkait: Latihan Soal Ips Kelas 8 K13. Kumpulan Soal Jaringan Dasar Kelas X K13 Semester 2.
lx5M. Cerpen Satua Bawak inggih punika soroh gancaran sane kasurat kirang langkung kruna, lan madaging siki unteng. Ngenenin indik satua bawak utawi cerpen puniki ring sajeroning dagingnyane kapalih antuk kalih unsur inggih punika sane marupa unsur intrinsik miwah sane marupa unsur Daftar Contoh Cerpen Bahasa Bali Cerpen Bahasa Bali - 1965 Cerpen Bahasa Bali - Anak Buduh Cerpen Bahasa Bali - Arok Cerpen Bahasa Bali - Bajang Bunga Cerpen Bahasa Bali - Bom Cerpen Bahasa Bali - Cawet Cerpen Bahasa Bali - Cetik Cerpen Bahasa Bali - Dadong Sengol Cerpen Bahasa Bali - Gita Pahlawan Cerpen Bahasa Bali - Kangen Cerpen Bahasa Bali - Luh Gisha Cerpen Bahasa Bali - Majogjag Cerpen Bahasa Bali - Mamadu Cerpen Bahasa Bali - Mayah Sangi Cerpen Bahasa Bali - Mekelé Lanang Cerpen Bahasa Bali - Ngantre Cerpen Bahasa Bali - Pak Gubernur Cerpen Bahasa Bali - Ten Juari Cerpen Bahasa Bali - Ulian Lacur Cerpen Bahasa Bali - Umah
Beberapa contoh cerpen sudah pernah diampilkan sebelumnya, seperti contoh cerpen alur mundur, contoh cerpen alur campuran, contoh cerpen singkat tentang lingkungan alam, contoh cerpen pendek, contoh alur cerita dalam cerpen, serta contoh cerpen singkat beserta strukturnya. Artikel kali ini pun juga akan menayangkan contoh cerpen, di mana cerpen yang ditayangkan relatif singkat kurang dari 10 halaman buku, serta dipaparkan pula unsur intrinsik yang terkandung di dalamnya. Dalam artikel unsur intrinsik dan ekstrinsik, unsur intrinsik merupakan unsur yang ada di dalam sebuah ceritaâtermasuk cerpenâdan terdiri atas Tema gagasan pokok cerita. Tokoh karakter yang terlibat dalam cerita yang mempunyai beberapa karakteristik. Latar Setting merupakan latar di mana cerita itu berlangsung, entah itu latar tempat, waktu, maupun suasana. Alur jalan cerita yang terkandung di dalam sebuah cerita. Sudut Pandang cara pandang pengarang dalam menuangkan ceritanya, entah itu menggunakan sudut pandang sang tokoh sudut pandang orang pertama dan sudut pandang pengarang itu sendiri sudut pandang orang ketiga atau sudut pandang di luar sudut pandang tokoh di dalam cerita. Amanat pesan yang dikandung sebuah cerita. Gaya Bahasa cara penulis menuliskan cerita tersebut. Untuk lebih jelasnya, berikut contoh cerpen singkat berdasarkan unsur intrinsiknya dalam bahasa Indonesia. Hujan, Musik, dan Kenangan* Karya Yvonne de Fretes Hujan yang turun sepanjang petang belum juga berhenti meskipun malam terus beringsut. Tak banyak yang dapat dikerjakannya sejak turun hujan tadi. Tak banyak memang, bila itu diartikan sebagai gerakan atau kegiatan fisik yang memadai. Lelaki itu cuma berdiri di jendela sepenuh waktu petang itu, menatap hujan yang menerpa daun-daun pinus yang berjajar sepanjang pagar sebelah timur gerbang bambu. Di arah yang berlawanan, rimbunnya Bougenville dengan bunganya yang merah jambu itu tampak cantik dihiasi kerlap-kerlip titik air di permukaan daunnya. Ia menikmatinya dengan penuh sendu. Muram seperti warna langit di petang itu. Sementara malam segera turun, dan ia masih saja di situ. Angin malam berembus agak dingin, tetapi ia belum mau menutup jendela. Kalau saja mendiang istrinya masih ada, dia pun akan melakukan hal yang sama. Ya, Yasmin, istrinya, akan berbuat yang sama dengannya pada malam seperti itu. Berdiri di jendela, menatap ke luar memandang hujan yang jatuh, merasakan hembusan angin. Menurut Yasmin hujan adalah berkah. Alam seakan sedang bernyanyi dan titik-titik air yang menerpa kaca jendela seolah menciptakan lirik-lirik puisi cinta yang romantis. Ia hapal kebiasaan-kebiasaan Yasmin, dan itulah yang membuat hatinya teriris. Selalu, sehabis hujan, kecuali di malam larut, ia akan turun ke halaman dan menghirup napas dalam-dalam, mmengembuskannya, dan kemudian menghirupnya lagi. âBau tanah dan tumbuhan sehabis hujan sangat khas dan menyamankan,â begitu katanya. Banyak lagi keunikan Yasmin yang dengan jelas masih dingatnya. Sepertinya semua itu naru terjadi kemarin. Jangan kira Yasmin hanya suka pada suasana hujan. Waktu mereka bertugas ke selama beberapa tahun di Palembang, kadang-kadang Yasmin mengajaknya jalan-jalan agak ke luar kota. Tepatnya ke lokasi hutan karet., cuma untuk menikmati cahaya surya yang menembus lewat dahan ratusan pohon karet yang berjajar rapi sehingga menimbulkan permainan sinar yang indah menimpa tanah yang sarat oleh daun-daun yang gugur. Ia akan turun dari mobil, berjalan jauh ke tengah hutan karet dan berdiri di sana menikmati semuanya itu. âYasminâŠ,â ia berbisik sendu. Betapa mereka selalu saling menyayangi dan akan selalu begitu. Meskipun ada saat-saat tertentu dia merasa tidak begitu mengerti Yasmin, tapi itu bukan halangan. Bukankah dengan demikian mereka selalu belajar untuk memahami sepanjang kehidupan perkawinan mereka. Mungkin karena hal-hal itu pula, hubungan mereka jauh dari rasa jenuh. Yang penting mereka bisa menyelaraskan diri dengan pasangan masing-masing, maka perbedaan-perbedaan bukannya mengganggu malah lebih memperkaya hubungan mereka. Lelaki itu tersenyum, untuk pertama kali sepanjang petang itu. Memang itulah yang dirasakannya dalam hidup perkawinannya dengan Yasmin sehingga biarpun mereka tidak dikaruniai putra, hidup mereka punya isi. Semakin lama, sepanjang lima belas tahun perkawinan mereka, semakin mereka mendapati diri mereka saling menyukai dan mencintai. Yasmin menyimpan baik-baik sebuah lukisan sekuntum mawar merah berukuran 70Ă60 cm, yang digantungnya di ruang keluarga, tepat berhadapan dengan kursi kesayangannya tempat ia selalu duduk membaca. Dalam gambar iru, di tangkai mawarnya, ada tulisan âLove is Enough.â âAku setuju dengan ungkapan itu. Kamu, Yang?â tanyanya Yasmin sambil menatap gambar tersebut. âYeah⊠menurutku ungkapan itu tidak selalu benar,â jawabnya si lelaki. âTidak selalu? Apa maksudmu? Cinta, zat yang sakral itu, butuh sikap, Yang,â katanya Yasmin lagi dengan tegas meskipun tetap bernada lembut. Lelaki itu diam saja, dan iu tandanya oa segan meneruskan perbincangan. Yasmin pun meneruskan bacaannya. Kali lain lelaki itu mendengar istrinya nerkata seolah kepada dirinya sendiri, âCinta memang tiada berkepentingan lain selain mewujudkan maknanya.â âDari penyair Libanon kesukaaanmu kan?â kata lelaki itu. Yasmin tidak menjawab, cuma brjalan mendekatinya dan membelai pipinya sekilas sebelum menghilang ke dapur. Yasmin⊠Yasmin⊠kini ia pun masih bisa tersenyum mengenang saat-saat indah itu. Malam merangkak terus. Hujan tidak lagi sederas petang tadi. Angin yang singgah di tubunya semakin dingin. Ditutupnya kain jendela, lalu ia mengambil tempat di kursi baca, menjangkau sebuah buku yang sejak tadi tergeletak di atas meja di sampingnya, dan mulai membaca. O ya, di saat-saat begini, Yasmin akan memutar piringan hitam koleksi musik klasik kesayangannya. Lelaki itu menolak melakukannya sekarang, takut kenangan akan lebih mengiris hatinya. Ia meneruskan bacaannya. Ketukan pintu menyadarkannya, tapi ia tetap duduk. Sahabatnya masuk, mengibaskan bekas hujan di jas panjangnya, menanggalkan dan meletakkannya di sandaran kursi dekat pintu, dan langsung melintas ke ruang tengah. Mereka bertatapan, tersenyum dalam diam, dan sebelum duduk sahabatnya itu menuju meja di pojok. Lelaki itu tampak inginprotes tapi ditahannya. Lalu berkumandanglah sebuah sonata karya Schubert, Gretchen am Spinrade Greta Pada Roda Pintal. Mereka duduk berhadapan, diam mendengarkan dan menikmati karya yang konon karya perdana komposer itu. Ini pun salah satu kesukaan Yasmin. Mereka berdua tahu itu. Lelaki itu ingat, hari-hari terakhir Yasmin selalu dihiasi dengan simfoni-simfoni indah sampai saat kepergiannya daridunia ini, pada suatu sore yang cerah di rumah mereka, setelah para dokter tidak bisa menangani kanker lambung yang diidapnya beberapa bulan yang lalu. Dia memandang ke arah sahabatnya yang kadang berkunjung, terutama setelah ia dan Yasmin menetap di ibu kota. Mereka bertiga kadang terlibat dalam percakapan akrab dan gurauan sampai larut malam, dan mereka sama-sama menikmatinya. Sejak kepergian Yasmin, sahabtanya lebih sering datang. Ia ingin melarangnya tapi khawatir sahabatnya itu tersinggung. Lelaki itu sebenarnya lebih senang sendirian saja mengatasi kepedihan dan kesepiannya. Ia ingin ruang-ruang itu cuma milik mereka berdua; ia dan Yasmin, dan ia yakin dengan begitu akan mudah baginya melewati saat-saat yang menyayat itu. Lebih pedih rasanya bila sahabatnya datang dan menciptakan suasana semacam itu, pada malam yang basah seperti itu. Tapi demi Tuhan, bagaimana mau melarangnya? Sampai hatikah ia? Mereka berdua dulu satu kamar di tempat kos selama bertahun-tahun masa kuliah, sama-sama hobi memotret, sama-sama naksir gadis manis di ujung jalan, dan berbahagialah lelaki itu karena ternyata gadis ituâYasminâmemilihnya. *Sumber Kalung Dari Gunung, Kumpulan Cerpen Pengarang-Pengarang Aksara Bestari, 2004 yang diedit sedikit oleh penulis. Unsur Intrinsik Pada Cerpen di Atas Tema tentang seorang lelaki yang mengenang kepergian istrinya Yasmin beberapa bulan yang lalu akibat kanker lambung yang diderita sang istri. Dalam mengenan istrinya, si lelaki juga ditemani oleh sahabatnya semasa kuliah yang dahulu menyukai YAsmin dan diam-diam mengenang perempuan yang disukainya itu. Hal itu membuat si lelaki kesulitan melewati masa dukanya. Tokoh Lelaki Itu digambarkan sebagai sosok yang melankolis. Hal ini tercermin dari caranya mengenang sosok istrinya tersebut. Yasmin istri lelaki Itu merupakan perempuan yang disukai Si Lelaki sejak kuliah dan digambarkan sebagai sosok yang menyukai pemandangan alam seperti hujan dan sinar matahari, serta menyukai kata-kata yang ada hubungannya dengan cinta. Sahabat Lelaki Itu digambarkan sebagai sosok yang setia kepada sahabatnya, dan diam-diam mengenang Yasmin yang juga dia sukai sewaktu kuliah dulu. Latar Setting Latar Tempat rumah lelaki itu dan almarhumah istrinya. Latar Waktu sore dan malam hari, serta sehabis hujan dan saat matahari terbit di hutan karet. Latar Suasana murung. Alur alur yang digunakan adalah jenis-jenis alur cerita mundur, sebab si tokoh utama Lelaki Itu menceritakan banyak hal yang dia alami bersama istrinya di masa lalu. Sudut Pandang sudut pandang yang digunakan penulis pada cerpen di atas adalah sudut pandang orang ketiga, atau sudut pandang di luar tokoh cerpen. Amanat menurut pandangan penulis, amanat utama yang terkandung pada cerpen di atas adalah kita senantiasa mengenang hal baik dari orang yang telah meninggalkan kita untuk selamanya. Kita juga harus bisa melewati kesedihan yang kita alami seberat apapun itu. Gaya Bahasa gaya bahasa cerpen di atas cenderung lugas, di mana tidak ada kata-kata bermakna ambigu di dalamnya. Meski begitu, terdapat pula kalimat-kalimat yang menggunakan macam-macam majas perbandingan, seperti metafora atau personifikasi. Misalnya Alam seakan sedang bernyanyi dan titik-titik air yang menerpa kaca jendela seolah menciptakan lirik-lirik puisi cinta yang romantis. kalimat ini menggunakan contoh majas personifikasi, di mana pada kalimat ini alam dan totik-titik air yang menerpa kaca jendela di samakan dengan manusia yang pandai bernyanyi dan menciptakan puisi cinta. Ia menikmatinya dengan penuh sendu. Muram seperti warna langit di petang itu. dua kalimat ini menggunakan contoh majas metafora, di mana satu kalimat di perbandingkan dengan kalimat satunya lagi. Demikianlah contoh cerpen singkat beserta usur intrinsiknya. Semoga bermanfaat.
Kamu tentunya sudah tidak asing lagi dengan istilah cerpen atau cerita pendek, bukan? Dalam pelajaran Bahasa Indonesia, pelajaran mengenai cerpen kerap kali bisa kamu temukan. Namun, apakah kamu tahu apabila cerpen terdiri dari unsur-unsur tertentu, seperti unsur intrinsik, yang menjadikannya sebagai sebuah cerita pendek? Sebelum lebih lanjut membahas tentang unsur intrinsik cerpen, ada baiknya kamu mengetahui terlebih dahulu definisi cerpen. Cerpen adalah salah satu karya sastra yang menarik dibaca. Dalam membuat cerpen, penulis tidak pernah lupa dengan unsur intrinsik pada cerpen. Unsur intrinsik akan membantu penulis untuk memberikan tanda khas pada karya sastra yang mereka tulis. Lalu, kemudian, apa sebenarnya unsur intrinsik cerpen? Apa kegunaannya pada sebuah cerpen? Secara sederhana, unsur intrinsik adalah hal-hal kecil yang akan membentuk satu kesatuan utuh dalam cerpen. Agar kamu bisa lebih tahu secara utuh mengenai unsur intrinsik cerpen, kamu bisa simak artikel ini yang akan membahas tentang materi unsur-unsur intrinsik pada cerpen. Apa yang Dimaksud dengan Cerpen? Sebelum membahas lebih lanjut tentang unsur intrinsik cerpen, ada baiknya kamu memiliki pemahaman lebih lanjut tentang cerpen itu sendiri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, cerpen cerita pendek adalah kisahan pendek kurang dari kata, yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi pada suatu ketika. Selain itu, cerpen juga bisa diartikan sebagai rangkaian peristiwa yang menjadi satu, di mana di dalamnya ada konflik antar tokoh atau pada tokoh itu sendiri. Peristiwa dalam cerpen berbentuk hubungan antar tokoh, waktu, dan tempat yang disusun agar membentuk cerita yang utuh. Apa Saja yang Termasuk dengan Unsur Intrinsik dalam Cerpen? Apabila kamu memerhatikan pengertian dari unsur intrinsik cerpen di bagian pembukaan, disebutkan bahwa unsur yang satu ini merupakan gabungan unsur yang menciptakan cerpen itu sendiri. Berikut ini adalah hal-hal yang termasuk sebagai unsur intrinsik dalam cerpen TemaTema merupakan ide atau gagasan dasar yang menjadi latar belakang dari cerita. Contoh tema antara lain tema percintaan, kehidupan, tradisi, dan lainnya. TokohTokoh merupakan pelaku yang diceritakan dalam cerpen. Dalam cerpen ada empat jenis tokoh, yaitu protagonis, antagonis, tritagonis, dan figuran. PenokohanPenokohan adalah cara penulis untuk menggambarkan dan mengembangkan karakter dari tokoh-tokoh dalam cerita. Penokohan bisa dengan cara analitik langsung, lewat perilaku dan penggambaran fisik, atau dari lingkungan tokoh. Alur CeritaPengertian alur cerita yaitu pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab, sifatnya kronologis. Contoh alur dalam cerpen antara lain alur maju, mundur, dan campuran. LatarLatar sendiri merupakan sebuah unsur yang bisa berupa tempat, peristiwa atau waktu dalam sebuah cerita. Latar dalam cerita bisa bersifat imajinatif atau faktual, fungsinya untuk memperkuat jalannya cerita. Gaya BahasaGaya bahasa adalah cara penulis menggunakan bahasa dalam bentuk lisan dan tulisan. Setiap penulis memiliki ciri khas masing-masing untuk gaya bahasa yang digunakan. Sudut PandangSudut merupakan cara yang digunakan pengarang untuk menyampaikan cerita. Sudut pandang bisa berupa orang pertama, kedua, atau ketiga. AmanatAmanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang lewat cerita. Perbedaan Unsur Intrinsik dan Unsur Ekstrinsik di Cerpen Selain unsur intrinsik, cerpen juga terdiri dari unsur ekstrinsik yang menjadikan sebuah cerpen jadi sebuah cerita yang utuh. Apabila unsur intrinsik adalah unsur yang membangun cerpen dari dalam cerita, seperti tema, tokoh, penokohan, alur cerita, latar, gaya bahasa, sudut pandang, dan amanah. Maka, unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun dari luar cerpen, terdiri dari latar belakang masyarakat, latar belakang penulis, dan nilai yang ada dalam cerpen. Apa itu Unsur Ekstrinsik Cerpen? Unsur ekstrinsik cerpen adalah unsur-unsur yang bukan dari dalam cerpen tersebut, melainkan dari luar. Meskipun begitu, secara tidak langsung, unsur ekstrinsik mempengaruhi proses pembuatan cerita pendek tersebut. Ada tiga unsur ekstrinsik cerpen, yaitu Latar Belakang MasyarakatIni merupakan faktor lingkungan masyarakat sekitar yang mempengaruhi penulis dalam pembuatan cerpen. Faktor-faktornya bisa berupa ideologi negara, kondisi sosial, kondisi ekonomi, dan politik. Latar Belakang PenulisFaktor ini adalah faktor yang muncul dari dalam diri penulis cerpen sehingga mendorong penulis tersebut untuk membuat cerita. Faktor-faktor tersebut antara lain riwayat hidup penulis, kondisi psikologis, dan aliran sastra penulis. Nilai Nilai sendiri merujuk ke unsur ekstrinsik cerpen yang terkandung dalam cerpen, seperti, nilai moral, agama, sosial, dan budaya. Contoh Cerpen dengan Unsur Intrinsik lengkap Agar kamu mudah memahami tentang unsur intrinsik pada cerpen, berikut ini contoh cerpen berjudul Penulis Tuaâ karya Haryo Pamungkas dengan unsur intrinsik lengkap. Penulis TuaKarya Haryo Pamungkas Tidak ada yang lebih menarik dari orang berumur 80 tahun sepertiku selain merenung dan mengenang. Sudah tak ada gairah untuk masa depan, tak ada ambisi, semua yang kudapat sampai saat ini terasa sudah cukup. Sisa bekal kesiapan untuk dunia selanjutnya. Dan menunggu. Seperti antre dalam loket pembayaran. Kenang-kenangan masa lalu mirip potongan puzzle yang mulai terbentuk satu per satu ketika merenung. Kenangan sewaktu muda bersama almarhumah istriku, atau soal lika-liku kehidupan yang pernah kujalani. Barangkali inilah fase paling menarik dalam hidup mengenang masa lalu. Setelah semua hal buruk dan baik datang silih berganti sebagai bumbu perjalanan usia. Inilah fase itu, ketika diam-diam aku tertawa membayangkan permainan masa kecil yang begitu menyenangkan bersama sahabat-sahabat kecil yang entah di mana sekarang. Atau terkadang, ketika melihat cucuku Alenia, aku membayangkan, apakah anak kecil sekarang masih merasakan betapa menyenangkannya bermain di sungai yang jernih, atau memanjat pohon kelapa setelah riang bermain sepakbola di tanah lapang? Sedikit banyak kuamati anak-anak kecilâkhususnya yang tumbuh di kotaâsekarang lebih senang bermain gadget. Aku membayangkan betapa tidak serunya ketika nanti mereka sudah seusiaku, hal apa yang bisa dikenang? Jika hidup hanya dihabiskan di depan layar kotak yang bisa memuat segalanya? âKakek, kakekâŠâ lamunanku buyar ketika mendengar suara manis dari cucuku, Alenia. âIya sayang?â âCoba lihat, tadi Alenia disuruh menggambar di kelas. Ini gambar buat kakek.â Dengan senangnya gadis kecil yang giginya masih belum genap itu menyerahkan selembar kertas yang berisi gambar padaku. âMana? Coba kakek lihat.â âIni gambar Alenia? Bagus yaâŠâ Gadis kecil itu hanya meringis, tersipu malu. Ah, satu lagi hal menarik untuk orang berumur 80 tahun sepertiku melihat senyum manis yang tergambar dalam wajah cucuku, Alenia. Sebenarnya aku membatin. Gambar itu, tidak seperti gambar yang dibikin anak kecil dulu. Dua gunung kembar, di tengahnya ada matahari yang siap tenggelam, dan di langit, gambar burung sederhana mengepak sayap beserta sawah dengan gambaran padi mirip huruf V. Itulah gambar yang selalu dibikin anak kecil dulu. Ah, barangkali zaman sudah berbeda⊠âKenapa Alenia menggambar gedung-gedung ini?â tanyaku penasaran. âAlenia coba menggambar kota dan gedung, Kek. Ini kota Alenia.â masih dengan meringis Alenia menjawab pertanyaanku. Mungkin benar juga, untuk anak kecil seusianya, barangkali ia menggambar apa yang sering ia lihat. Tumbuh di antara banyak gedung-gedung tinggi dan jalanan macet, maka begitulah yang ia tuangkan dalam gambar. âAlenia pernah lihat sawah atau sungai?â âPernah dong,â katanya, âDi dekat sekolah Alenia ada sungai. Tapi sungainya bau, Alenia nggak suka sungai. Sawah juga pernah.â âDi mana sayang?â Ia menghambur ke dalam kamarnya dan mengambil telepon genggam yang diberikan sebagai hadiah ulang tahun lalu. âDi sini, Kek. Kakek juga mau lihat sawah? Dari sini bisa lihat sawah dan banyak lagi.â Ia berkata sambil menatap telepon genggam di tangannya. Aku tersenyum, menghela napas, dan membatin. Barangkali inilah zaman di mana kenangan tak akan terbentuk dengan baik nantinya. Ketika semua hal hanya diketahui dari segenggam kotak kecil. Maya. Berikut bersama semua kenangan yang terbentuk. Tidak nyata seluruhnya⊠*** Waktu beranjak, kenangan terus terbentuk, usiaku kini telah menembus 83 tahun. Cukup tua untuk ukuran manusia. Dan tentunya, sudah banyak pula kejadian-kejadian yang kulihat. 3 tahun belakangan, aku memposisikan diri lebih sebagai pengamat. Orang-orang, anak muda yang begitu bergairah, kisah-kisah romansa yang mulai bersemi di taman-taman, atau jalanan yang sibuk sepanjang Jembatan Kembar. Kebiasaan baruku tiga tahun ini, setiap sore, sebelum senja, aku mengunjungi tempat-tempat yang cocok untuk merenung dan mengenang. Taman di dekat alun-alun, Jembatan Kembar yang menghadirkan senja menawan, dan desa-desa yang masih dibentangi sawah-sawah hijau beserta petani-petani yang mulai sibuk selepas subuh. Ternyata di tempat lain, jauh dari kota, masih ada harapan kenangan tumbuh dengan baik. Beberapa orang tak terlalu bergairah dengan uang, dengan menumpuk kekayaan, saling teguh kebenaran. Setidaknya, inilah tempat-tempat yang bakal membentuk kenangan dengan baik nantinya. âKelak, apa cita-citamu?â âEntahlah, aku masih belum tahu pastinya. Tapi aku ingin jadi penulis, kau tahu? Menurutku penulis tumbuh sekaligus membentuk kenangan.â Dan itulah yang kukatakan kepada almarhumah istriku, ketika kita belum menikah dulu. Di sebuah taman dekat alun-alun yang dulunya ditumbuhi begitu banyak bunga-bunga harum yang benar-benar menggairahkan. Tempat itu dulunya ramai oleh sepasang kekasih yang mulai meracik romansa baru; seorang laki-laki yang membacakan sajak manis untuk wanitanya; atau laki-laki yang memainkan biola dengan nada menyayat karena kisahnya baru saja berakhir. Tapi sudah jarang kutemui yang seperti itu di taman. Kecuali sepasang anak muda yang saling bercumbu, atau saling melontarkan rayuan gombal yang memusingkan kepala. Mungkin memang benar, waktu terus tumbuh, kenangan terus terbentuk, dan zaman akan terus berubah. Bolehkah aku merindukan kejadian-kejadian masa lalu yang lebih membuatku hidup sebagai manusia? Jalanan sepanjang Jembatan Kembar macet, deru klakson keluar dari begitu banyak kendaraan yang mengekor bak ular panjang. Umpatan, sumpah serapah keluar dari bibir-bibir yang putus asa. Mereka adalah orang-orang sibuk yang bergegas pulang. Aku mengamati dari tepi Jembatan Kembar sembari menunggu senja. Menunggu langit menghadirkan panorama terbaik untuk merenungi semua perjalanan hidup. Dan tentu, sudah jarang pula kutemui beberapa orang yang menunggu senja di sini sepertiku. Mungkin sudah tak ada waktu. Padahal merenung adalah bagian terpenting dalam hidup yang serba sebentar. Apalagi ketika senja datang. Percayalah, senja memang dibikin untuk merenung. Dan, di tengah kegaduhan yang akhir-akhir ini melanda, satu-satunya yang kurang hanyalah kemauan untuk merenung. Intropeksi diri. âKakek, kenapa setiap sore selalu ke sini?â tanya cucuku, Alenia. Aku memang sengaja mengajaknya ke mari. Agar nantinya, kenangan dalam kepalanya tak hanya dipenuhi oleh gemerlap kesibukan kota dan cahaya yang keluar dari telepon genggam. âSupaya Alenia bisa gambar langit yang indah, sayang.â Alenia duduk di sampingku, menjuntai kaki dan mata kita hanya fokus pada satu titik di langit. Titik terjauh, titik paling sendu, dan titik paling merah keemasan yang ditunggu-tunggu. Titik itu adalah titik yang sama, ketika aku dan almarhumah istriku memandangi langit setiap sore di tepi Jembatan Kembar ini. âWahh, langitnya bagus. Alenia suka warna langitnyaâŠâ Aku hanya tersenyum, sedikit membatin, iya sayang, kelak tumbuhlah dengan kenangan terbaik sepanjang hidup yang serba sebentar ini⊠âKamu mengajak Alenia?â Suara itu⊠âKamu ingin Alenia tumbuh sepertimu?â Bayangan samar yang begitu kukenali duduk di antara aku dan Alenia di tepi Jembatan Kembar. Ikut menjuntai kaki dan menatap langit kemerah-merahan. âSeperti yang kukatakan dulu kepadamu. Setidaknya aku ingin Alenia tumbuh dan membentuk kenangan dengan baik.â Samar-samar kulihat wajah bayangan itu tersenyum, membelai kepala Alenia diam-diam. âAku setuju kalau begitu.â âKakek, kakek bicara dengan siapa?â tanya Alenia penasaran. Aku membelai kepalanya, dan hanya bisa tersenyum. Tepat ketika senja, di tepi Jembatan Kembar di kota Jember hadirlah potret antara aku, almarhumah istriku, dan Alenia yang saling berpelukan menatap senja di langitâŠ. * Unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam cerpen âPenulis Tuaâ karya Haryo Pamungkas Tema Kehidupan Tokoh dan penokohan Aku sebagai kakek tua, digambarkan memiliki karakter yang penyayang. Alenia sebagai cucu kakek, digambarkan memiliki karakter periang. Alur Campuran maju mundur Sudut pandang orang pertama, ditandai dengan kata aku. Latar Latar tempat rumah, taman, alun-alun, dan jembatan kembar. Latar waktu pagi dan sore hari. Latar suasana sunyi, ramai, dan gaduh. Gaya bahasa Bahasa Indonesia yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Amanat Manfaatkan masa muda dengan memperbanyak kenangan indah. Apakah kamu sudah paham tentang materi unsur intrinsik cerpen? Kamu bisa bergabung dengan Bimbel Online Quipper Video untuk mendapatkan pemahaman lebih lanjut tentang materi ini atau materai pelajaran sekolah lainnya. Dengan bergabung Bimbel Online Quipper Video, kamu akan mendapatkan akses video pembelajaran yang dijelaskan oleh para Super Teacher. Kamu juga akan mendapatkan banyak soal-soal latihan, lengkap dengan pembahasannya.
cerpen bahasa bali beserta unsur intrinsiknya